Selasa, 05 Desember 2017

We Talked Through Eyes



Hari itu aku mengenakan almamater kebanggaanku
Senada dengan jilbab biru yang membungkus rapat kepalaku
Aku tersenyum malu-malu
Membayangkan dapat berjumpa denganmu pagi itu
Betapa konyolnya aku

Mendapati notifikasi darimu
Aku tersenyum simpul
Kita terpisak jarak
Aku berada di sayap kiri dan kamu di sayap kanan

Jemari bergerak lincah menekan keyboards
Masing-masing kita tertawa tertahan
Aku berujar bahwa aku yang menemukan sosokmu terlebih dahulu
Dan kamu yang tak menatapku
Aku memberengut kesal

Lantas dengan secepat kilat kau angkat kepalamu dari layar telpon genggammu
Kemudian kau mencari keberadaanku
Lantas memandangku
Aku yang tak siap dengan aksi spontanmu pun menjadi salah tingkah pada saat itu
That was my worst feeling ever
Beberapa kali aku mencoba tersenyum dengan tak biasa
Membuang napas secara tak teratur
Namun tetap saja canggung di hadapmu


Senyummu hari itu tertular padaku
Aku bertingkah layaknya ABG yang malu-malu saat berpapasan
Tertunduk dan tak berkutik saat di dekatmu
Aku mendengar semua obrolan dan candamu dengan teman-temanmu
Yang sesekali juga menyelipkan namaku
Tapi aku dengan gaya kaku yang seolah tak peduli
Aku menunduk dalam mendahului langkahmu

Satu percakapan mengenai nasi kotak yang masih terbayang hingga detik ini di benakku
Aku tak tahu mengapa aku ceritakan semua tentang kesukaan dan kebiasaanku padamu
Termasuk hal yang satu itu
Aku tak terbiasa makan dalam kemasan kotak
Aku memberitahumu melalui pesan singkat
Saat kamu telah selesai dengan makan siangmu, buru-buru kamu mengangkat wajah, seolah mengonfirmasi kebenarannya


Chef <3 (K-Drama Oh My Ghost)

Kau pun tersenyum simpul memaklumi
Lewat mata kita berbicara
Dan aku menyukai interaksi itu
Aku menyukai senyummu yang terpancar melalui matamu
Seharusnya aku tak boleh berlebihan bukan mengagumi sosokmu?!

0 comments :

Posting Komentar

 
;