Moment Kelas
Menulis Kedua Lubuklinggau
Melejitkan
Potensi Menulis
Kamis (27 Juni) bertempat di Perpustakaan Kota Lubuklinggau, Forum
Lingkar Pena (FLP) Lubuklinggau melakukan kegiatan Kelas Menulis. Kelas Menulis
tersebut dibuka untuk umum dan rencananya akan rutin dilaksanakan pada hari
Kamis pukul 14.00 Wib. Kelas Menulis pun telah sukses menggelar pertemuan
perdananya pada Kamis lalu (20 Juni) dan masih berlokasi yang sama yaitu
Perpustakaan Kota Lubuklinggau. Kali kedua Kelas Menulis dilaksanakan, ternyata
cukup membuat antusias dan respon yang positif dari peserta. Terbukti di
pertemuan kedua jumlah peserta membeludak menjadi dua kali lipat dari yang
sebelumnya pada pertemuan perdana Kelas Menulis.
Kelas Menulis adalah program yang
didapuk oleh Forum Lingkar Pena (FLP) Lubuklinggau bekerjasama dengan
Perpustakaan Kota
dan Benny Arnas; Penulis Nasional yang namanya telah wara-wiri di pelbagai
media dan mempunyai penerbitan yang mengusung nama Benny Institute.
Sebelum Kelas Menulis dimulai, Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Lubuklingggau, Berry
Budiman, memberikan pengarahan dan motivasi pada peserta Kelas Menulis.
Menurutnya, apapun tulisan kita atau karya kita haruslah mendapatkan reward. Sebuah penghargaan tersebut bisa
diwujudkan dengan membuat buku sendiri, karya tunggal seperti kumpulan cerpen,
puisi, artikel, dan lain-lain. Dengan menunjukkan karya kumpulan cerpennya, Berry bertutur riang
bahwa Dia terinspirasi oleh Gol A Gong yang karya-karyanya selalu dimuat dalam
bentuk cetakan yang dibuat sendiri. Jika Gol A Gong punya Gong Publishing, maka
saya punya Berry Publishing,“celetuknya.
Setelah puas sharing bersama ketua FLP, tibalah saat Kelas Menulis Pertemuaan
Kedua dimulai yang dibuka langsung oleh Benny Arnas. Benny Arnas mengaku cukup
puas dengan jumlah peserta yang dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah
peserta pada pertemuan perdana lalu. Sebelum memberikan materi di Kelas Menulis
yang Kedua ini, Benny Arnas meminta satu persatu peserta memperkenalkan dirinya
masing-masing. Dan ternyata didapatkan berbagai kalangan peserta yang meliputi
pelajar, pemuda, bahkan ada pula yang berasal dari kalangan pendidik. Sebelum
melanjutkan pelatihan Kelas Menulis, terdapat berbagai kesepakatan wajib yang
harus ditaati oleh peserta Kelas Menulis yaitu: “Selalu hadir di setiap
pertemuan, Selalu mengerjakan tugas, Sangat sedikit bertanya, Menyetorkan bahan
bacaan di setiap pertemuan, dan Selalu menyetorkan setiap tulisan (apapun) di
setiap pertemuannya, “ujar Benny Arnas. Tak hanya sampai disitu, peserta yang
tidak mematuhi berbagai kesepakatan tersebut, wajib membayar iuran untuk setiap
tugas yang tak dapat diselesaikan. Benny Arnas pun mengungkapkan, jika selama
ini yang kita ketahui adalah Kelas Menulis yang umumnya berbayar, namun di FLP
Lubukinggau, cara yang diterapkan berbeda. Dia menjelaskan lagi, bahwa sistem dari Kelas Menulis tersebut harus
dibalik. Jika selama ini berbayar, maka di FLP Lubuklinggau kita coba terapkan free, hanya memang kita memerlukan
kontribusi pemasukan lima ribu rupiah per pertemuannya, ”imbuhnya.
Hal
yang selalu dikatakan Benny Arnas disela-sela pelatihan yaitu, Ia ingin sekali kegiatan
menulis kedepannya menjadi hal yang sangat mendarah daging dari diri kita,
semisalnya jika kita mengikat tali sepatu saat terlepas, makan jika terasa
lapar, dan lain-lain. Menulis memang haruslah dibiasakan. Awalnya kita memang
harus memaksakan diri sendiri. Mencoba mematuhi segala schedule membaca itu adalah tahapan awalnya. Orang yang suka
membaca apapun, yakinlah dia akan kaya dalam pembendaharaan kata karena
kegiatan tersebut merangsang kita untuk mengeruk setiap memori dengan kata lain
apapun bacaan yang kita baca, nantinya akan bersimpulisasi, ”ujar Benny Arnas.
Menulis ternyata tak melulu soal
cerpen dan puisi. Kegiatan sehari-hari pun bisa kita jadikan sebagai tulisan
yang berbentuk essay kehidupan. Tentulah isi dari essay kehidupan tersebut
harus mampu dimengerti oleh pembaca dan haruslah menarik. Menulis memang tidak
akan pernah terlepas dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, kita haruslah
terbiasa membuat jadwal membaca yang harus kita patuhi sendiri. Kita haruslah
menemukan kenikmatan saat membaca kapanpun itu, apakah pada waktu pagi, siang, petang
dan malam. Benny Arnas sendiri mengungkapkan secra gamblang bahwa ia mempunyai
schedule membaca yang wajib ia patuhi setiap harinya, yaitu pada malam hari
sejam sebelum tidur. Memang terdengar seperti aneh, namun percayalah orang yang
telah memiliki jadwal membaca yang tetap, ia akan menikmati setiap moment yang
dirasakannya dan tak hanya itu saja membaca akan menjadi kebiasaan baik.
Pada
saat proses pelatihan Kelas Menulis berlangsung, agar lebih efektif maka dibentuklah
beberapa grup. Masing-masing grup yang terdiri dari enam grup tersebut langsung
mendapatkan tantangan menulis dalam hitungan 3 menit. Tantangan menulis apapun
tersebut didaasarkan pada ketiga kata yang dipilih langsung oleh Benny Arnas, 3
kata ekstrim begitulah sang mentor menjelaskan, seperti kelompok dua yang
mendapatkan ketiga kata ekstrim yaitu. ”WC-Mancing-Cinta Monyet”. Kata-kata
ekstrim tersebut memang sangat berguna dalam membentuk atau mengarahkan sebuah tulisan. Mau tidak mau kita
akan membentuk sebuah cerita dari ketiga kata ekstrim tersebut.
Disesi
akhir pelatihan Kelas Menulis, Benny Arnas kembali mengingatkan betapa
pentingnya jadwal membaca. Pastikan kita menerapkan target membaca minimal 1
buku (per minggunya), selain itu ada baiknya setiap kita selesai membaca karya
orang lain, kita menuliskan sebuah kelebihan buku tersebut semacam resensi tepatnya.
Agar kepiawaian kita dalam menulis semakin terlatih dan kita akan kaya
pembendaharaan kata. Dan yang terpenting adalah menulis apapun itu dalam
kegiatan sehari-hari.
Kami
tunggu Anda ya untuk bergabung di Kelas Menulis setiap Hari Kamis pukul 14.00
Wib. Spesial untuk pertemuan Ketiga Kelas Menulis akan diadakan pada hari Sabtu
(6 Juni 2013) di Perpustakaan Kota Lubuklinggau..
Hurry up and
Join us ^__^..
Forum Lingkar Pena (FLP) Lubuklinggau
Ditulis
oleh: Nurul Hasanah ( Divisi Publikasi )