Halo, bloggers..
Sudah lama nih gak coret-coret di blog :D
Langsung aja, kali ini aku mau share sedikit mengenai sepenggal kisah tentang mimpiku.
Let's check it out.......
Sudah lama nih gak coret-coret di blog :D
Langsung aja, kali ini aku mau share sedikit mengenai sepenggal kisah tentang mimpiku.
Let's check it out.......
Memiliki impian yang
tak biasa awalnya membuat saya minder dan sering bertanya-tanya. Apakah bisa orang biasa seperti saya dengan
background keluarga yang sederhana dan dari kota kecil membuat impian tak biasa
itu menjadi nyata?
Pertanyaan demi
pertanyaan bercokol dalam kepala saya. Banyak orang yang meremehkan impian
saya. Hingga teman dekat saya pun secara terang-terangan berujar. “Kamu ngimpi kalo mau masuk
Universitas Harvard!” Namun saya tetap berjuang untuk berada di sana. Sindirian
bahkan cacian itu justru melecutkan semangat saya.
Dreams are like plan. You
have to write down and make them real. Kutipan yang saya buat itu tak lain guna
menyemangati impian-impian saya agar terus menyala. Saya harus menuliskannya
setiap hari. Berkomitmen, bekerja keras, dan memiliki kedisiplinan yang tinggi.
Saya sangat bersyukur. Satu dari usaha saya mulai memiliki tanda dan arah sejak
saya bergabung di #SekolahTOEFL.
Sekolah TOEFL merupakan
wadah yang dibangun kak Budi Waluyo secara gratis dan berbasis online. Kak Budi
sendiri adalah orang yang sangat menginspirasi saya. Berbekal dari website
beliau pula saya mempersiapkan diri. Sejujurnya, masih banyak kekurangan di
diri saya. Beasiswa luar negeri butuh persiapan yang matang. Pintar secara
akademik pun tidak cukup, harus dibarengi dengan jiwa kepemimpinan dan mampu
berkontribusi untuk sosial. Semakin berat bukan tantangannya?! Keep forward.
Awalnya, saya tidak
menyangka bisa menjadi siswa dari Sekolah TOEFL periode 2. Saya yang menjadi
orang pertama yang berasal dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan
*Banggadikitbolehyaa :p
Unbelievable!!
Perjuangan saya menjadi
siswa Sekolah TOEFL pun tidak mudah. Saat itu saya harus membuat jadwal
pengerjaan skripsi saya. Ingat betul waktu itu banyak sekali halangan dan rintangan.
Dateline wisuda yang berubah-ubah. Hampir membuat saya stress dan kewalahan. Untungnya saya tidak pernah lupa untuk berdoa dan selalu berusaha. Yap, the power of prayers
mengantarkan saya hingga titik itu. Alhamdulillah, tanggal 24 Oktober lalu saya
sah menjadi seorang sarjana. Bonusnya dapat predikat Cum Laude. Bersyukur tapi
berupaya tidak terlena.
Tidak hanya perihal
skripsi, saya pun harus cermat lagi membagi waktu. Saya seorang freelance di
Radio Lubuklinggau. Selain itu, saya membantu bisnis orangtua saya. Nyaris tidak
ada kata break dan liburan. Meskipun saya ingin sekali mencecapnya. Tapi tak
apa. Sebuah impian memang gratis. Tapi impian yang menjadi kenyataan harus
dibarengi dengan proses dan kerja keras.
Jangan pernah membatasi
dirimu. Karena jauh dari dalam dirimu, kamu bisa jika kamu mau.
Let’s break the limits!
#SekolahTOEFL
With Love from Lubuklinggau,
NH.