Sabtu, 28 November 2015 0 comments

Aku, Impianku, dan Sekolah TOEFL

Halo, bloggers..
Sudah lama nih gak coret-coret di blog :D
Langsung aja, kali ini aku mau share sedikit mengenai sepenggal kisah tentang mimpiku. 
Let's check it out.......

Memiliki impian yang tak biasa awalnya membuat saya minder dan sering bertanya-tanya. Apakah bisa orang biasa seperti saya dengan background keluarga yang sederhana dan dari kota kecil membuat impian tak biasa itu menjadi nyata?
Pertanyaan demi pertanyaan bercokol dalam kepala saya. Banyak orang yang meremehkan impian saya. Hingga teman dekat saya pun secara terang-terangan  berujar. “Kamu ngimpi kalo mau masuk Universitas Harvard!” Namun saya tetap berjuang untuk berada di sana. Sindirian bahkan cacian itu justru melecutkan semangat saya.





Dreams are like plan. You have to write down and make them real. Kutipan yang saya buat itu tak lain guna menyemangati impian-impian saya agar terus menyala. Saya harus menuliskannya setiap hari. Berkomitmen, bekerja keras, dan memiliki kedisiplinan yang tinggi. Saya sangat bersyukur. Satu dari usaha saya mulai memiliki tanda dan arah sejak saya bergabung di #SekolahTOEFL. 

Sekolah TOEFL merupakan wadah yang dibangun kak Budi Waluyo secara gratis dan berbasis online. Kak Budi sendiri adalah orang yang sangat menginspirasi saya. Berbekal dari website beliau pula saya mempersiapkan diri. Sejujurnya, masih banyak kekurangan di diri saya. Beasiswa luar negeri butuh persiapan yang matang. Pintar secara akademik pun tidak cukup, harus dibarengi dengan jiwa kepemimpinan dan mampu berkontribusi untuk sosial. Semakin berat bukan tantangannya?! Keep forward.
Awalnya, saya tidak menyangka bisa menjadi siswa dari Sekolah TOEFL periode 2. Saya yang menjadi orang pertama yang berasal dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan *Banggadikitbolehyaa :p

Unbelievable!!
Perjuangan saya menjadi siswa Sekolah TOEFL pun tidak mudah. Saat itu saya harus membuat jadwal pengerjaan skripsi saya. Ingat betul waktu itu banyak sekali halangan dan rintangan. Dateline wisuda yang berubah-ubah. Hampir membuat saya stress dan kewalahan. Untungnya saya tidak pernah lupa untuk berdoa dan selalu berusaha. Yap, the power of prayers mengantarkan saya hingga titik itu. Alhamdulillah, tanggal 24 Oktober lalu saya sah menjadi seorang sarjana. Bonusnya dapat predikat Cum Laude. Bersyukur tapi berupaya tidak terlena.


Tidak hanya perihal skripsi, saya pun harus cermat lagi membagi waktu. Saya seorang freelance di Radio Lubuklinggau. Selain itu, saya membantu bisnis orangtua saya. Nyaris tidak ada kata break dan liburan. Meskipun saya ingin sekali mencecapnya. Tapi tak apa. Sebuah impian memang gratis. Tapi impian yang menjadi kenyataan harus dibarengi dengan proses dan kerja keras.
Jangan pernah membatasi dirimu. Karena jauh dari dalam dirimu, kamu bisa jika kamu mau.
Let’s break the limits! #SekolahTOEFL 



With Love from Lubuklinggau,
NH.

 
;