Kamis, 23 Juli 2015 0 comments

Aku Tak Percaya Pada Cinta.... Lagi....

 






Yang aku tahu, dulu aku mencintainya
Ini bukan perihal aku dengan sukarela melepasnya
Namun aku yang dengan sendirinya sadar
Aku tak ingin ia bertahan di saat membohongiku

Katakanlah aku jahat karena ingin memiliki dirinya seutuhnya
Namun lebih baik seperti itu bukan?!
Lebih baik mengakhiri semua tanpa ada yang tersakiti dengan kebohongan

Berkutat lagi dengan masalalu pahit itu membuatku menahan napas berkali-kali
Aku memegang prinsip itu tangguh
Aku sungguh tak ingin ia membagi hatinya

Tapi semua hanyalah angan
Saat aku dengan gamblang mengujinya
Meminta ia untuk memilih wanita itu
Seharusnya ia mengenaliku dengan baik
Aku tak baik-baik saja
Aku tak rela ia memilihnya
Aku tak menginginkan itu terjadi

Tidak cukup jelaskah sorot kesedihan dan kehilangan yang terpendar di manik mataku?
Aku hanya bisa mengerang dalam hati
Lelaki memang  makhluk yang tidak peka sama sekali

Ia dengan gampangnya percaya pada wajah tegarku
Dengan setengah mati aku memaksakan sebuah senyuman itu dulu
“Dia lebih butuh kamu daripada aku” ucapku mantap padanya
Pernyataan bodoh itu memutar bagaikan kaset rusak di otakku
Yang sukses mengurungku ke dalam lubang kesakitan selama lima tahun
Ia tahu betapa sulitnya meluluhkan hatiku yang bagaikan es ini
Aku pun susah payah membangun dinding pertahananku sekuat mungkin
Aku tak ingin percaya pada cinta.... lagi.......

Menyesalkah aku dengan keputusanku dulu?
Tidak sama sekali
Aku malah tersenyum hangat sekarang
Betapa Tuhan membuka mataku
Memberikan aku petunjuk untuk tidak egois mempertahankannya
Lelaki yang tak bisa menjaga sebuah hati saat kepercayaan itu sepenuhnya aku berikan

Ku kira aku masih mencintainya hingga sekarang
Ternyata aku salah
Ia tak lebih dari sebuah masalalu yang membekas
Kenangannya membuatku terpekur lama
Sedih, bahagia, dan tawa terangkai dalam satu kisah indah di sekolah

Aku tak dapat memisahkan kenangan di waktu sekolah dengannya
Saat aku mengingat jelas moment yang tergambar di kilasan memori itu
Aku pun akan mengingatnya
Wajah lugu dan tingkah polosnya
Yang entah tanpa aku sadari, sejak pertama melihatnya, aku tlah terpikat untuk berada di dunianya

Ia kekal di dalam hati ini
Menempati sebuah relung tanpa bisa aku cegah
Sampailah aku di suatu titik yang aku yakini
Aku hanya mencintai ia yang dulu
Ya, ia cinta pertamaku

Tapi mengapa aku begitu sulit melupakannya?
Itu karena kekecewaanku yang tak pernah surut
Pernahkah kau mempercayai seseorang dengan sepenuh hatimu?
Tanpa pernah menuntut apapun
Kau berusaha menjadi yang terbaik baginya
Tapi kenyataan sungguh memporak-porandakan hatimu
Pengkhianatan adalah hal terkeji bagiku pada suatu hubungan
Dan aku takkan pernah ingin kembali walaupun aku sangat ingin
Aku kembali harus menekan perasaanku lagi dan lagi
Menutupinya terus menerus

Ia yang tak memilihku
Seakan kenyataan itu menghunusku
Menghujami hatiku dengan ribuan belati
Keberadaanku yang tak begitu penting di hidupnya membuat pertahananku hancur seketika
Ia baik-baik saja, bisa dikatakan bahagia tanpa aku di dalamnya
Dan aku lagi-lagi harus menyuarakan hatiku dengan tegas
Aku tak percaya pada cinta... lagi.......


 
;