Aku masih tak percaya dengan apa yang aku baca barusan..
Puisi cinta.....
Darinya untuk nona tersebut.
Damn it, aku berusaha menelan ludah berkali-kali.
Tepatnya menutupi rasa tak percayaku.
Hah... Sudah ku duga. Aku mungkin terlalu cerdas untuk bisa kau bohongi.
Kau pikir aku tak tahu. Sudahlah.. Aku hanya tak ingin terlihat lemah di matamu.
Aku tahu kau tlah lama menjalin hubungan dengannya.
Lebih tepatnya, tipekal sepertimu adalah lelaki yang mudah tergoda oleh tampilan luar.
You just look at from the cover..
Aku tak berniat sedikitpun membandingkannya denganku.
Kau pasti tahu jawabannya.
Hari ini aku akan berhenti menyayangimu.
Aku menyerah. Aku sungguh mengerti kau tak pernah menanggap aku ada.
Apalagi untuk berharap kau memilih.
Come on, almost impossible..
Dan untukmu nona...
Kau masih ingat bukan setiap kata yang kau ucap?
Aku harap kau tak cepat pikun dengan mudahnya.
Aku hanya mengujimu.
Kau berlagak menyatukan kami. Membuatnya kembali. Tapi kau sendiri jatuh cinta padanya. Kau lucu sekali. Kau naif. Maaf....
Awalnya aku tak pernah mempedulikan. Sampai puisi cinta itu dengan bangganya kau pajang di akun sosial mediamu.
Terjawab sudah tanyaku.
Aku muak dengan kata-kata manis kalian berdua.
Dengar nona, meskipun kemarin kau memintanya kembali padaku.
Aku takkan pernah bisa menerimanya lagi.
Kau tahu kenapa?
Aku hanya butuh seseorang yang berjuang untukku seorang.
Just make me the only one.
Bukan yang dengan gampangnya tertipu dengan tampilan luar.
Di luar sana, aku yakin akan banyak orang yang jaaaaaaaaaauh lebih baik darinya.
Aku tak pernah meragukan skenario Tuhan.

Terimakasih untuk segenap luka yang kau tancapkan.
Aku rela kau bersamanya.
Semoga nantinya kau tak menyesal ya meninggalkan orang yang tulus menyayangimu..
Lubuklinggau
28 Maret 2015
Puisi cinta.....
Darinya untuk nona tersebut.
Damn it, aku berusaha menelan ludah berkali-kali.
Tepatnya menutupi rasa tak percayaku.
Hah... Sudah ku duga. Aku mungkin terlalu cerdas untuk bisa kau bohongi.
Kau pikir aku tak tahu. Sudahlah.. Aku hanya tak ingin terlihat lemah di matamu.
Aku tahu kau tlah lama menjalin hubungan dengannya.
Lebih tepatnya, tipekal sepertimu adalah lelaki yang mudah tergoda oleh tampilan luar.
You just look at from the cover..
Aku tak berniat sedikitpun membandingkannya denganku.
Kau pasti tahu jawabannya.
Hari ini aku akan berhenti menyayangimu.
Aku menyerah. Aku sungguh mengerti kau tak pernah menanggap aku ada.
Apalagi untuk berharap kau memilih.
Come on, almost impossible..
Dan untukmu nona...
Kau masih ingat bukan setiap kata yang kau ucap?
Aku harap kau tak cepat pikun dengan mudahnya.
Aku hanya mengujimu.
Kau berlagak menyatukan kami. Membuatnya kembali. Tapi kau sendiri jatuh cinta padanya. Kau lucu sekali. Kau naif. Maaf....
Awalnya aku tak pernah mempedulikan. Sampai puisi cinta itu dengan bangganya kau pajang di akun sosial mediamu.
Terjawab sudah tanyaku.
Aku muak dengan kata-kata manis kalian berdua.
Dengar nona, meskipun kemarin kau memintanya kembali padaku.
Aku takkan pernah bisa menerimanya lagi.
Kau tahu kenapa?
Aku hanya butuh seseorang yang berjuang untukku seorang.
Just make me the only one.
Bukan yang dengan gampangnya tertipu dengan tampilan luar.
Di luar sana, aku yakin akan banyak orang yang jaaaaaaaaaauh lebih baik darinya.
Aku tak pernah meragukan skenario Tuhan.

Terimakasih untuk segenap luka yang kau tancapkan.
Aku rela kau bersamanya.
Semoga nantinya kau tak menyesal ya meninggalkan orang yang tulus menyayangimu..
Lubuklinggau
28 Maret 2015
0 comments :
Posting Komentar